Oleh : Kristina Yakomina Inanosa, Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cendrawasih
Proyeksi penurunan angka stunting di Kabupaten Teluk Bintuni dapat dilihat melalui beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas program yang dijalankan. Beberapa program yang umum dijalankan di wilayah-wilayah yang fokus pada pengentasan stunting mencakup intervensi gizi spesifik dan intervensi Sensitif Berdasarkan langkah-langkah tersebut, proyeksi penurunan angka stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
Kabupaten Teluk Bintuni di Papua Barat Dari data anak stunting di kabupaten teluk Bintuni melalui hasil entrain e-ppgbm pada bulan Juni 2024 D/S 75 %, jumlah anak keseluruhan 5918 , di timbang dan dilaporkan 4431, D/S 75%, 424 anak stunting, 456 anak wasting, underweithg 794 anak, bulan September 2024 jumlah anak keseluruhan 5921 anak, di timbang di laporkan 4287 anak, D/S 72%, 403 anak = 10 % stunting ,420 anak =11 % serta 719 anak Underweight 15 % , secara khusus wilayah distrik Tomu jumlah anak yg ada 385 ,yg di timbang 319,72 anak stunting, distrik Babo 20 anak stunting, distrik sumuri 20 anak stunting dari data tersebut menggambarkan bahwa telah terjadi penurunan angka anak stunting melalui Upaya – upaya penanganan yang dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tenaga kesehatan, pihak swasta serta masyarakat setempat.
Beberapa langkah yang umum diambil untuk menurunkan angka stunting di wilayah Teluk Bintuni adalah:
Intervensi Gizi Spesifik: Pemerintah bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memastikan pemberian makanan tambahan (PMT) local bagi ibu hamil, balita, dan anak-anak dengan kondisi gizi buruk. Program ini juga biasanya dilengkapi dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin A, dan obat cacing, Edukasi Gizi dan Pengasuhan: Sosialisasi kepada orang tua, terutama ibu, mengenai pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi, serta menjaga kebersihan dan sanitasi. Edukasi ini bisa diberikan melalui Posyandu dan Puskesmas,Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil di Teluk Bintuni. Ini termasuk peningkatan fasilitas Puskesmas dan mobilisasi tenaga kesehatan agar dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses.Program Sanitasi dan Air Bersih,Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik ,edukasi mengenai pentingnya kebersihan.
Upaya dilakukan secara terkoordinasi antara pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, serta masyarakat untuk memastikan efektivitas penanganan stunting secara berkelanjutan di Teluk Bintuni. Selain itu, pemantauan dan evaluasi rutin terhadap hasil intervensi yang dilakukan juga sangat penting untuk mengetahui perkembangan dan efektivitas program tersebut.